Langsung ke konten utama
Telusuri
Cari Blog Ini
save children
Beranda
Lainnya…
Berbagi
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Maret 25, 2017
Persahabatan Anak Desa dan Anak Kota
Hari libur telah tiba setelah ujian kenaikan kelas ayah, bunda dan najma memutuskan untuk berlibur kerumah kakek dan neneknya didesa selama satu minggu. Najma tidak sabar mendengar bahwa akan berlibur kedesa, pagi-pagi sekali najma bangun dan memasukan beberapa pakaian, mainan dan buku kedalam tas najma. Bunda najma sedang sibuk memasak dan ayah najma sibuk mempersiapkan beberapa barang dan oleh-oleh yang akan diberikan kepada kakek dan nenek didesa.
“Najma najma, bangun nak ayo bersiap mandi kita akan pergi kerumah nenek”. Suara bunda membangunkan najma dambil memasak.
“Iya bunda najma sudah bangun”.
“Pintar sayang”.
Najma kemudian mandi dan memilih baju kesukaanya untuk dipakai kerumah kakek dan neneknya didesa. Setelah selesai mandi najma menghampiri ibunya didapur.
“Selamat pagi bunda”. Dengan senyum diwajahnya.
“Iya sayang selamat pagi, tolong bantu bunda menyipakan makanan”.
“Baik bunda, najma bantu apa?”.
“Piringnya tolong taruh diatas meja iya nak, setelah itu panggil ayah digarasi”.
“Oke bunda”.
Setelah menata piring dimeja najma berlari memanggil ayahnya digarasi yang sedang memeriksa mobil untuk persiapan perjalanan didesa.
“Ayah ayah selamat pagi”.
“Selamat pagi nak, rupanya putri ayah sudah bangun”.
“Ayah ayo sarapan bunda sudah nunggu”.
“Oke anak pintar”.
Ayah dan najma segera menuju meja makan untuk sarapan pagi bersama.
“Wahh sudah siap sarapanya sedap sekali bau makananya”. Puji ayah.
“Ayo kita sarapan”. Bunda mengambilakn nasi untuk najma dan ayah.
“Terimakasih bunda, ayah najma pengen beli hadiah buat nenek dan kakek”. Najma membuka pembicaraan.
“Iya boleh, najma mau beli apa?”.
“Najma beli apa nanti?”. Tanya bunda.
“Najma mau beli jajan buat kakek dan nenek”.
“Iya nak nanti kita mampir ketoko untuk beli jajan”.
“Baik ayah”.
Setelah selesai makan mereka bersiap-siap, najma mengambil tasnya dan segera menuju kedepan.
“Ayah bunda najma sudah siap ayoo jangan lama-lama ayah”.
“Iya nak sabar, bunda masih siap-siap, ayo najma masuk mobil sini tasnya ayah taruh belakang”.
Bunda segera menyusul dan memberikan koper kepada ayah, mobil mulai dinyalakan segera melaju ke desa, perjalanan yang akan ditempuh lumayan lama sekitar 3 jam. Sesekali najma bercanda, main games, dan bernyanyi. Sudah sekitar setengah perjalanan najma mulai bosan. Ayah berhenti untuk mebelikan hadiah yang diinginkan najma yang akan diberikan untuk kakek dan nenk didesa.
“Ayah najma ikut”.
Najma ditemani bunda memilih-milih jajan yang akan diberikan kepada kakek dan nenek sedagkan ayah najma menuggu di luar sambil minum secangkir kopi untuk menghilangkan rasa lelahnya, tak lama kemudian najma dan bunda selesai belanja oleh-oleh.
“Ayah najma selesai, najma beli banyak jajan untuk nenek dan kakek”.
“Iya nak ayo kita lanjut perjalanan”.
“Siap ayah”.
Mobil kembali melaju tak lama kemudian najma tertidur diperjalanan, setengah jam berlalu akhirnya sampai dirumah kakek dan nenek najma. Ibu membangunkan najma sedangkan ayah menurunkan tas dan yang lainya dari mobil. Nenek menghampiri najma dengan senyum bahagia.
“Najma sayang”. Cium nenek.
“Nenek najma kangen”. Najma mencium tangan nenenya, kemudian kepada kakeknya.
Mereka segera masuk kerumah dan saling bercanda melepas kerinduan, najma bercerita banyak kepada kakeknya. Sementara nenek dan bunda menyiapkan makan dan gorengan. Najma mengambil bingkisan jajan dan memberikan kepada kakek dan neneknya.
“Kakek najma akan disini selama satu minggu”.
“Wah ..”. Senyum kakek.
“Kakek najma dapat peringkat satu,najma dapt hadiah pa dari kakek?”. Rayu najma pada kakeknya.
“Cucu kakek pintar dan hebat, nanti kakek akan beri hadiah yang najma tidak temukan dikota”. Goda kakek.
“Benarkah kakek, makasih kakek”.
“Kemarin najma dapat hadiah apa dari ayah dan bunda?”.
“Najma dapat Iped dari ayah dan bunda kakek”.
“Apa itu najma?”.
“Ini kakek”. Najma menunjukan kepada kakeknya dan memberi tahu cara menggunakanya.
“Kakek sudah tua najma, najma saja yang menggunakanya”.
“Baiklah kakek, ayo kakek najma ajak foto kakek”.
“Ha ha ha”. Kakek tertawa melihat tingkah najma.
Najma merasa kelelahan sehingga tertidur dipangkuan kakek, kemudian ayah najma memindahkan najma kekamar. Sedangkan bunda najma membereskan barang dan pakaian bawaan. Kakek menghampiri bunda najma dan berkata.
“Nak sebaiknya kalian mandi dan beristirahat”.
“Iya pak, pak najma berlibur disini selama satu minggu mungkin besok ayah najma akan balik karena pekerjaan kantor, maaf ya pak”.
“Iya nak tidak apa-apa”.
“Terimakasih bapak, mungkin minggu depan kami akan menjemput najma, dan besok jam 3 kami harus kembali kekota”.
“Iya nak, nanti aku akan bilang kepada nenek najma”.
Jam menunjukan pukul 2 najma terbangun dari tidurnya sedang ayah dan bundanya masih beristirahat, najma mencari kakek dan neneknya dibelakang rumah yang sedang memberi pakan bebek.
“Kakek najma sudah bangun, kakek sedang apa?”.
“Wah cucu kakek. Sini cu kakek dan nenek sedang memberi pakan bebek”.
“Najma ikut kakek”.
“Iya cu, besok pagi pagi sekali diambil telurnya”.
“Najma boleh ikut kek?”.
“Iya cu”.
Najma tidak sabar menunggu hari esok, sore harinya najma diajak kakeknya pergi kelapangan untuk melihat anak-anak desa bermain layang-layang. Najma sangat senang sekali dan langsung bergegas mengajak kakek pergi kelapangan.
“Kakek apakah lapanganya jauh?”.
“Tidak cu, najma kakek bonceng pakai sepeda onta ayahmu dulu, sebentar kakek ambil dibelakang”.
“Baik kakek”. Najma penasan seperti apa sepeda onta ayahnya semasa muda dahulu.
“Najma najma”. Kakek memangil najma.
“Wah lucu ya ayah dulu naik sepeda onta”.
“Iya nak zaman ayahmu dulu sudah paling bagus sepeda onta ini, ayahmu senang sekali dengan sepeda ini”. Kakek sambil menaikan najma keboncengan belakang.
“Kakek apakah ayah suka bersepeda dahulu?”.
“Iya najma sampai jarang dirumah karena suka bersepeda dengan teman-temanya, najma kakinya hati-hati ya nak”.
“Oh, baik kakek”.
“Kakek kakek najma itu suara apa tuuuuut”.
“Haha itu suara putu ayu najma, najma mau?”. Tawar kakek`
“Apa itu kek?”.
“Itu kue basah yang dicetak dalam lubang-lubang bambu kalau sudah matang tandanya kue sudah siapa dimakan”.
“Najma mau kakek, ayo kita beli kek”.
“Iya cu sebentar najma turun dulu”.
Sambil memakirkan sepeda didepan tukang putu najma antri membeli jajanan putu, disebelah tukang putu terdapat penjual layang-layang najma meminta pada kakeknya untuk membeli layang-layang. Tak lama kemudian putu sudah ditangan kakek kemudian membeli layang, sepda onta tua ayah tidak dinaiki kakek sengaja karena lapangan dekat dibelakang penjual jajanan basah.
“Wah kakek bagus-bagus sekali najma tidak pernah melihat layang-layang sebagus disini kakek”.
“Iya nak”. Kakek sambil merakit layang-layang.
“Kakek kenapa layang layang itu berbunyi”.
“Iya cu karena dipasang suangan jika terkena angin maka akan berbunyi, ini layang-layang najma sudah jadi”. Kakek menyodorkan layang-layang kepada najma.
Najma berlari mebaa layanglayang ketengah lapangan dengan senang namun najma menabrak salah satu anak yang bermain layang-layang. Kepalanya saling berbenturan najma segera bangun dan meminta maaf.
“Maafkan aku ya”.
“Iya tidak apa-apa, sepertinya kamu bukan anak sini”.
“Oh iya, perkenalkan aku najma aku sedang berlibur dirumah kakeku rumahku dikota”. Najam bersalaman dengan teman barunya sambil tersenyum.
“Aku nanik senang berkenalan denganmu”.
“Terimakasih, nanik apakah kamu mau mengajariku bermain layang-layang?”.
“Iya pasti ayo-ayo aku yang kan memegang layang-layangmu dan kamu yang menarik benang sambil berlari oke?”.
“Oke”.
Najma berlari dan menarik benang dengan tawa sedang nanik membantu najma mengulurkan benang agar layang-layang semakin tinggi kemudian mengikat benang padi batu.
“Ayo nanik ikut aku itu dibawah pohon ada kakeku”.
“Baiklah najma”.
“Hallo kakek najma punya teman baru namanya nanik, nanik mengajari najma bermain layang-layang najma senang sekali”.
“Haha iya cu, nanik kan tetangga kakek”.
“Benarkah kakek?”.
“Benar cu, najma dan nanik bisa bermain setiap hari selama liburan”.
“Ye ye mereka bersorak”. Sambil memakan putu ayu, hari semakin petang kakek, najma dan nanik segera pulang.
Kesokan harinya najam segera bangun dan langsung berlari kebelakang rumah melihat kakeknya yang sedang mengambil telur bebek.
“Kakek najma ikut”.
“Najma sudah bangun, iya hati-hati jagan sampai buat bebek kakek stres nanti tidakmau bertelur”.
“Baik kek” najma berjalan mengendap endap.
“ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12”. Kakek menghitung telur.
“Najma dapat kek ini”.
“Berapa najma?”.
“1 2 3 4 5, najam dapat lima telur kakek”.
“Alhamdulillah dapat banyak 12 + 5 ada berapa najma?”.
“17 kakek, iyap 17 teluur bebek”.
“Baiklah cu ayo kita sarapan, tadi pagi ayah dan bunda kembali kekota untuk bekerja najma disini sama kakek dan nenek”.
“Iya kek najma sudah tau”.
Mereka sarapan pagi bersam kakek dan nenek, nenek akan pergi kepasar untuk menjual telur dan berbelanja.
“Nenek najma ikut ya!!”
“Iya cu, kek telurnya dimana?”.
“Sudah dikeranjang ada 17 telur diplastik putih, yang sudah di asin ada 20 telur dikranjang plastik biru”.
“Baik kek najma dan nenek berangkat kepasar ya Assalamualaikum”.
“Waalaikumsalam hati hati dijalan jangan lari njma banyak orang yang leat dari pasar”.
“Baik kakek najma hati-hati”.
Najma dan nenek pergi kepasar dengan jalan kaki karena pasar terletak dekat dari rumah berada di dekat pertigaan jalan, dipasar sangat ramai banyak penjual dan pembeli.
“Ayo najma, najma mau beli jajan apa?”. Nenek menggandeng tangan najma.
“Tidak nek najma tidak mau jajan”.
Nenek berbelanja membeli kangkung, tomat dan ikan-ikan segar, sedang najma membantu membawa sayur-sayuran. Kemudian menghampiri toko sebelah penjual ikan untuk menjual telur-telur bebek. Dan mereka segera pulang diperjalanan najam bertemu nanik bersama teman-temanya.
“Najma ayo main”.
“Iya tapi najma belum mandi”.
“Baiklah kami akan menunggu”.
“Oke, najma berlari dan mandi”.
Teman-teman najma sabar menunggu najma mandi, dan najma sudah selesai.
“Ayo najma”.
“Sebentar ya najma pamit dulu, kakak nenek najma berangkat main dengan nanik dan teman-teman ya”.
“Iya cu hati-hati, nanti siang najma pulang ya”.
“Iya kek”.
Teman-teman baru najma sangat baik dan mereka mengajak najma bermain kesawah untuk mencari umbi, dan bermain mobil pelepah pisang. Hari semakin siang najma dan teman-emanya membakar umbi hasil carianya, dengan kayu kayu seadanya datanglah seorang pak tani yang habis memanin kelapa serta memberikan kelapa 2 buji untuk kita minum bersama, ternyata pak tani tersebut adalah ayah nanik, kami sangat senang suasana dipedesaan sangat damain dan segar. Umbi kami telah matang kami makan bersama dengan ditemani minuman kelapa seperti kita dipantai suara air engalir yang mengaliri persawahan mebuat suasana semakain nyaman. Matahari semain panas pertanda najma harus pulang begitupun teman-teman najma juga harus pulang untuk berisitrahat dan makan siang bersama keluarga.
“Kakek nenek nakma sudah datang”.
“Tadi main apa najma sam teman-teman?”.
“Banyak sekali sekarang najma mau mandi kek baju najma kotor terkena lumpur sawah”.
“baiklah najma, sekarang najma mandi kakek menunggu najma dimeja makan”.
“Najma sudah selesai kek”.
“Ayo ayo makan”.
“Kek najma punya beberapa mainan yang najma bawa dari kota najma mau memberikan kepada teman-teman najma, boleh ya kek”.
“Iya berikan saja najma, nanik dan teman-teman baru najma akan senang sekali, kakek bangga dengan najma yang dermawan dan baik hati ini”.
“Hehe ayo kek najma sudah sangat lapar”.
Mereka makan siang bersama, setelah itu najma nonton televisi tak lama kemudian najma tertidur didepan televisi dan kakek yang sedang sibuk memberi pkan bebek dibelakang rumah, sedang nenek najma sedang mengankat jemuran karena sudah kering. Siang itu mendung sepertinya mau hujan kakek segera memasukan bebek kedalam kandang dan nenek menutup jendela rumah.
Suara petir bercampur hujan membangunkan tidur najma, najma ketakutan dan berpindah kekamar mengikuti kakek dan nenek. Najma tidak pernah mendengar petir sekeras didesa dan hujanpun tidak terasa kalau najma tidak diluar rumah maklum daerah perkotaan rumahnya tertutup berbeda dengan didesa. Untuk mengalihkan rasa takutnya najma bemain Ipednya.
Setelah satu jam hujan sudah mulai reda tinggal gerimis rintik rintik, najma melihat teman-temanya sedang bermain hujan-hujanan, namun najma tidak mau hujan-hujanan karena takut sakit. Najma merasa kangen dengan bundanya yang biasa menasehati najma.
Kesekoan harinya najma pergi memancing bersama teman-temanya dikali dekat rumah nanik, mereka sangat senang dengan ditemani gorngan pisang buatan ibu nanik yang sangat enak. Najma mendapatkan ikan mujair yang lumayang besar najma sangat senang, begitupun nanik mendapat ikan lele. Kemudian ikan tersebut diberikan kepada ibu nanik untuk dimasak, ikan-ikan tersebut dibakar ibu nanik denga sambal kecap manis mebuat ikan semakin terasa lezat. Setelah itu nanik sahabat najma mengajak najama dan teman-temanya bekebun untuk memetik tomat membantu ibu nanik, mereka mendapatkan tomat yang sangat banya, najam senang sekali melihat tomat merah yang besar-besar dan sangat banyak. Banyak kupu kupu yang menghingapi diatas tanaman tanaman tersebut. Hari semakin siang najma pulang dengan diantar teman-temanya.
Sore harinya najma diajak kakeknya untuk kerumah saudara kakek, disana terdapat banyak ikan karena saudara kakek memilki banyak tambak. Kakek berkunjung untuk memberikan pakan ikan, orang orang disana sibuk memanin ikan bandeng, undang, lele dan ikan mujair, ada yang mengeringkan, ada yang mengemas dan ada 2 dokar yang mengangkut ikan, didesa masih jarang mobil yang lewat karena masih sangat pedalaman. Disana sangat bau amis namun aku senang sekali melihat banyak ikan segar yang siap dijual selain itu saudara kakek juga memiki 4 kuda dan 3 sapi saudara kakaek sangat sayang dengan binatang-binatang tersebut najma diajak memeberi pakan dan minum susu sapi segar, hari semakin sore kami segera pulang saudara kakek memberikan kakek ikan segar dan ikan kering mereka sangat baik sekali denganku dan kakek.
Hari hari berlalu tidak terasa besok adalah hari minggu ayah akan menjemputku, paginya aku bermain dengan teman-temanku dan berpamitan karena sore harinya najma akan pulang, nanik mengajak najma pergi ke kebun bambu disana sangat sejuk suara bambu yang terkena angin membuat najma sangat betah dan merasa ingin lama lama didesa.
“Oh iya nanik najma lupa ini ada mainan buat nanik dan teman-teman”.
“Wah bagus sekali najma pasti harganya mahal aku baru melihatnya”. Kata nanik.
“Tidak aku dibelikan ayah dan bunda”.
“Mainanmu pasti sangat banyak sekali najma disana?”. Tanya teman-teman najma.
“Iya aku punya banyak mainan, aku tidak pernah bermain dengan teman-teman seperti didesa aku seselalu dirumah dengan bibiku, aku bertemeu teman-teman hanya disekolah oleh karenaa itu ayah membelikan maianan sangat banyak supaya aku tidak bosan”.
“Kaisan najma, kalau liburan najma kedesa aja kami senang dengan najma”.
“Kapan-kapan kalian main kekota ya aku akan meberikan banyak mainan”.
“Iya najma kapan-kapan kalau kita sudah besar”.Goda nanik.
“Ha ha ha ha..”. mereka tertawa bersama sama.
Najma berpamitan kepada teman-temanya meskipun najma masih betah tapi najma tetap harus segera pulang karena hari libur sudah berlalu dan akan masuk sekolah.
“Nanik dan teman teman terima kasih banyak ya najma senang berteman dengan kalian”.
“Iya najma kami juga senang berteman dengan najma”.
“Sampai bertemu dilibur panjang lagi ya nanik”.
“Najmaaa”. Nanik memeluk najma untuk mengakhiri perjumpaan mereka.
Najma berpamitan dan segera pulang kerumah kakek dan neneknya, mobil ayah najma sudah berada didepan rumah, najma sangat senang melihat kedatangan ayah dan bundanya, sedang kakek dan nenek memepersiapakan oleh-oleh desa untuk dibawa kekota.
“Bundaa ayah najma kangen”.
“Iya nak ayah dan bunda juga sangat kangen dengan najma”. Bunda memeluk najma.
“Ayah kenapa lama sekali?”.
“Ayah ada pekerjaan nak, tapi najma senang kan disini dengan kakek dan nenek”.
“Iya ayah najma punya teman baru yang sangat baik-baik”.
“Benarkah nak?, tapi putri ayah sekarang jadi hitam”.
“Najma main terus dikebun”. Saut nenek.
“Aah nenek tapi najma kan seneng nenek”.
Teman teman najma melihat dari luar, najam segera memanggil nanik dan teman-temanya kemudian mengenalakan kepada ayah dan bundanya.
“Ayah bunda ini teman-teman najma dan ini sahabat najma yang sangat baik yang selalu menenemani najma bermain, naik juga mengajari najma main layang-layang ayah”.
“Benarkah nanik?, teirma kasih ya anak manis sudah menemani najma”.
“Iya om sama-sama”.
“Ini untuk kalian ditabung ya”. Ayah najma memberikan bingkisan dan beberapa lebar uang.
Mereka sangat senang namun mereka juga bersedih karena akan berpisah dengan najma, begitupun kakek dan nenek sangat sedih berpisah dengan najma. Ayah memasukan barang-barang kemobil bunda dan najam bersalaman dengan kakek, nenek dan teman-temanya.
“sampai bertemu lagi nanik, kakek dan nenek”.
Mobil melaju, najma sangat sedih berpamitan dengan teman-temanya, begitulah cerita liburanku dengan sahabat-sahabat baruku didesa.
ceritaanakindonesiaby:elis
Komentar
Postingan Populer
Mei 04, 2017
RPPH K13 TEMA PROFESI/SUB TEMA KOKI
April 19, 2017
RPPH KTSP Tema Lingkungan/Sub tema Keluargaku
Komentar
Posting Komentar