Langsung ke konten utama
Telusuri
Cari Blog Ini
save children
Beranda
Lainnya…
Berbagi
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Maret 25, 2017
Prinsip Realitas menejemen PAUD(Kelompok Bermain)
A.
Pengertian Prinsip Realitas
Kata prinsip realitas terdiri dari dua kata yaikni prisip dan realitas. Kata prinsip berarti kebenaran yang menjadi sebuah dasar berpikir dan bertindak. Sedangkan kata realitas berarti sebuah kenyataan, juga dapat dikaitakan dengan kata praktis yang berarti berdasarkan praktik atau menjalankan secara nyata.
[1]
Jadi jika dua kata tersebut digabungkan menjadi prinsip realitas yang artinya suatu pernyataan fundamental atau sebuah kebenaran umum maupun individu yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sabagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak yang kemudian direalisasikan dalam sebuah proyek yang sudah direncanakan secara teroganisir untuk mengembangakan aspek perkembangan anak guna untuk terselenggaranya pendidikan anak usia dini.
B.
Realitas Adanya lembaga KB (Kelompok Bermain)
KB (kelompok bermain) yang berorientasi pada anak usia 3-4 tahun, memberikan pelayanan kepada anak-anak balita yang dikhawatrikan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhanya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan untuk membantu anak lebih mudah menganal dasar-dasar pembelajaran sebelum memasuki tahap selanjutnya (TK) taman kanak-kanak, dengan anak masuk dipendidikan prasekolah anak akan mampu bersosialisasi dengan teman sebaya dan guru. Karena Pada kenyataannya, sebagian besar orang tua tidak memahami akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh anak usia dini. Kondisi itu disebabkan oleh keterbatasan orang tua akan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan pengasuhan dan perlindungan pada anak usia dini. Keterbatasan itu pada akhirnya mengakibatkan multipotensi dan multikecerdasan yang dimiliki oleh anak tidak dapat berkembang dengan optimal.
Seperti yang ditegaskan dalam PP No. 27/ 1999 pasal 6 (ayat 2) yaitu: “Kelompok Bermain adalah bentuk pendidikan prasekolah yang menyelenggarakan pendidikan dini bagi anak usia sekurang-kurangnya 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.”
[2]
Dalam hal ini secara jelas diurakain diatas pendidikan kelompok bermain atau prasekolah dapat membantu anak untuk mengembangkan enam aspek yang dimiliki anak yakni, aspek kognitif, psikomotorik (motorik halus dan motorik kasar), sosial emosional, bahasa, dan ketrampilan.
C.
Prinsip Relaita
Dalam menjalankan sebuah lembaga PAUD hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip menejemen pendidikan, hal ini dimaksudkan agar lembaga dapat berjalan afektif sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan . Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi:
1.
Komitmen
Menejemen penyelenggaran pendidikan TK/PAUD harus didasarkan pada komitmen pendidik (guru), orang tua dan penyelenggara agar tujuan pendidikan lembaga yang bermuara pada optimalisasi tumbuh kembang anak dapat berkembang secara maksimal. Makna komitmen ini lebih tertuju pada adanya suatu kemauan, tekad, keinginan serta kemampuan pendidik, orang tua, dan penyelenggara untuk mewujudkan suatu situasi pendidikan yang akan memilki dampak terhadap terjadinya optimalisasi perkembangan tumbuh kembang anak. Dengan demikian, suatu komitmen itu menjadi landasan utama serta prinsip dasar dalam menyelenggarakan lembaga pendidikan PAUD. Komitemen bisa juga merupakan suatu kesadaran yang mendalam bahwa penyelenggaraan pendidikan di PAUD itu merupakan suatu pondasi utama dalam memberikan warna serta terbentuknya unsur-unsur dasar kepribadian anak. Kesadaran itu tumbuh sebagai bentuk pemahan kelilmuan dan praktis pendidikan di PAUD. Sesuai dengan perkembangan anak yang berada pada masa imitasi maka hguru sepenuhnya menjadi suri tauladan atau contoh. Jika guru memberikan contoh yang salah maka anak usia dini akan menganggapnya selalu benar sehingga guru akan menjadi pewarna yang dominan dalam mengisi aspek kpribadian anak. Dari contoh tersebut terlihat nyata bahwa suatu komitmen menjadi sebuah prinsip bahwasanya seorang pendidik atau guru harus menanamkan pada diri kepada suatu lembaga yang didalamnya terdapat peserta didik serta sandang profesi sebgai guru perlu tertata dan mampu melaksanakan suatu komitmen sabagai seorang pendidik. Begitupula dengan orang tua peserta didik memiliki sebuah komitmen dalam mendampingi putra-putrinya.
2.
Profesionalitas
Profesionalitas penyelenggaraan lembaga PAUD merupakan prinsip yang paling mendasar dan sebagai pembeda dengan pengelolaan non profesional. Pengelolaan lembaga pendidikan PAUD yang profesional didasarkan pada kesesuaian tersebut menunjukan bahwa penyelenggara menguasai konsep-konsep dasar penyelenggara dan praktik pelaksanaanya. Konsep yang dirujuk didasarkan pada landasan teoritik yang benar dan sudah disetujui.
3.
Koordinasi (kesatuan kerja)
Proses manajerial penyelenggaraan pendidikan PAUD harus didasarkan pada adnya koordinasi yang baik dan jelas antara guru sebagai pelaksana langsung yang berhadapan dengan orang tua dan anak, kepala sebagai pembina dan pengawas serta yayasan sebagai lembaga yang memayungi. Prinsip koordinasi merupakan suatu usaha untuk menggerakan dan melinatkan semua sumber daya manusia sebagai satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Melalui upaya ini kegiatan menejerial akan memeberikan ruang gerak yang sama anatara seluruh komponen sumber daya manusia serta fungsi keduduanya. Kondisi ini akan terjadi manakala terdapat gambaran yang jelas tentang fungsi dan kedudukan masing-masing komponen (fungsi dan peran guru, kepala sekolah, pengawas, dan yayasan penyelenggara). Jika fungsi masing-masing komponen itu menjadi tidak jelas maka kegiatan menejerial pasti akan tergangu karena masing-masing komponen akan menunjukan fungsi dan peran yang dipersiapkan secara subjektif oleh masing-masing komponen tersebut. Lebih parah lagi jika masing-masing fungsi saling berbenturan sehingga mengakibtkan terjadinya konflik internal, yang tidak jarang berakhir dengan keluarga sumberdaya manusia yang ada.
4.
Kepemimpinan (
leaderships
)
Kepemimpinan memegang peran penting dalam mengelola penyelenggaraan lembaga pendidikan PAUD. Kepemimpinan terkaitsecara langsung dengan seluruh aspek penyelenggaraan lemabaga pendidikan PAUD. Kepemimpinan yang harus dimulai pada pemahaman secara utuh tentang komponen penyelenggaran lembaga PAUD. Menyamakan persepsi tentang arah dan proses penyelenggaraan lembaga PAUD. Disamping itu prinsip kepemimpinan harus mampu menciptakan suatu iklim kompetensi yang sehat antara berbagi staf (khususnya guru) dalam penyelenggaraan pembelajaran di PAUD. Upaya ini perlu diimbangi dengan memberikan hadiah (reward) dan hukuman (punisment) yang bersifat kontruktif dan mendidik. Perinsip kepemimpinan juga diarahkan untuk membangun kebersamaan, perasaan memiliki rasa keperdulian terhadap permasalahan yang dialami oleh staf. Dengan demikian setiap staf (khusunya guru) akan merasa aman dan terlindungi menyelenggarakan PAUD. Paud dipegang sepenuhnya oleh kepala lembaga atau guru yang ditunjuk.oleh karena itu, kepemimpinan kepada lembaga memegang peran penting dan kunci bagi keberhasilan pengembangan lembaga, peningkatan kesejahteraan guru maupun inovasi yang lain. Kepala sekolah memeliki peranan penuh dibawah koordinasi yayasan untuk menemukan dan mengembangkan berbagai program.
[3]
Prinsip realita yang digunakan di kelompok bermain (PAUD) adalah
1.
Mengajarkan kepada anak berinteraksi kepada orang lain selain orang tua.
2.
Pembelajaran pada anak usia dini melalui berbagai kegiatan saling berkait satu dengan yang lain sehingga pola stimulasi perkembangan anak tidak boleh sektoral dan persial, hanya satu aspek perkembangan saja.
Menurut H.Clements (dalam Hass dan Parkay, 1993: 389) prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini terbagi menjadi empat kategori:
1.
Anak adalah sebagai peserta didik aktif
Menyediakan berbagai kesempatan bagi anak untuk belajar melalui bermain, dan mengekpresikan idenya dengan bebas kreatif, serta mengembangkan minat estetik, ketrampilan motorik, dan nilai-nilai moral keagamaan.
2.
Anak sebagai pembelajar emosional.
a.
Menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinterkasi secara sosial untuk menumbuhkan
self image
yang positif dalam diri anak.
b.
Menyediakan berbagai kesempatan untuk belajar tanpa tautan dari orang tau maupun guru
3.
Anak belajar bertanggung jawab
Menyediakan lingkungan (walaupun terbatas) yang mendorong otonomi atau kebebasan anak untuk bermain decara eksploratif. Menyediakan ruang bagi anak atau memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi problem-problem riil, situasi yang bermakna dan material konkret.
4.
Anak sebagai pembelajar didunia nyata
Aktivitas bermakna mempunyai tujuan dan berkaitan erat dengan pengalaman pribadi anak.
[4]
[1]
http://kbbi.co.id/arti-kata/prinsip
. Diakses pada tanggal 02/03/2017 online 11:10
[2]
https://auliamakro.wordpress.com/pendidikan-anak-usia-dini/hakikat-kelompok-bermain/Diakses
pada tanggal 02/03/2017/online 14:09
[3]
Harpidin,
Manajemen Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(Jakarta: Pusdiani press, 2003) hal.1.11-1.14
makalah.menejemen.pengelolaan.paud.
Komentar
Postingan Populer
Mei 04, 2017
RPPH K13 TEMA PROFESI/SUB TEMA KOKI
April 19, 2017
RPPH KTSP Tema Lingkungan/Sub tema Keluargaku
Komentar
Posting Komentar